PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PADA PROSES PEMASANGAN HEAD LAMP DAN COMBINATION LAMP RH DI PT KRAMA YUDHA RATU MOTOR

Sinurat, Ade Septiani (2019) PENERAPAN METODE SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PADA PROSES PEMASANGAN HEAD LAMP DAN COMBINATION LAMP RH DI PT KRAMA YUDHA RATU MOTOR. Diploma thesis, Politeknik STMI Jakarta.

[img] Text
1115082 - Ade Septiani Sinurat.pdf

Download (2MB)

Abstract

PT Krama Yudha Ratu Motor (PT KRM) merupakan perusahaan yang bergerak memproduksi kendaraan niaga maupun kendaraan passenger. Salah satunya adalah kendaraan niaga Mitsubishi jenis Colt Diesel (TD). Kegiatan produksi utama dibagi menjadi 3 yaitu: welding, painting, dan trimming. Permasalahan yang mucul terdapat pada kualitas proses produksi trimming, lini FC 7.2 menyumbang jumlah cacat terbesar diantara lini trimming lainnya. Jenis cacat tertinggi adalah gap antara head lamp dengan combination lamp RH. Metode pendekatan yang dapat digunakan untuk menjamin sebuah kualitas adalah Metode Six Sigma. Six Sigma merupakan filosofi yang menggunakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dan peningkatan proses melalui metode DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Tahap define merupakan tahap untuk menentukan proses dan part yang akan diteliti, dan juga mengidentifikasi jenis cacat beserta jumlahnya menggunakan tools pengendalian kualitas, antara lain: Histogram, Diagram Pareto, Diagram Alir, dan Diagram SIPOC. Tahap measure adalah tahap untuk melakukan perhitungan baik penentuan CTQ, Peta Kendali X-R, kapabilitas proses, Nilai DPMO dan Level Sigma. Tahap Analyze adalah tahap untuk menganalisis jenis cacat yang dominan yang terjadi, pada penelitian ini cacat yang paling dominan adalah cacat Gap dengan persentase cacat adalah sebesar 81%. Analisis data menggunakan Diagram Fishbone untuk mencari akar permasalahan timbulnya cacat gap pada head lamp dengan combination lamp RH. Pada tahap improve menggunakan 5W+1H untuk mengetahui perbaikan yang akan diterapkan. Perbaikan yang dilakukan adalah melakukan briefing kepada operator pengganti, membuat instruksi kerja, dan mewajibkan operator menggunakan ear plug. Tahap terakhir adalah tahap control, dimana pada tahap ini adalah melakukan perbandingan sebelum dan sesudah perbaikan. Nilai DPMO sebelum perbaikan adalah 457.800 unit dan Nilai DPMO sesudah perbaikan sebesar 186.400 unit. Sedangkan Level Sigma sebelum perbaikan adalah 1,60 dan level sigma setelah perbaikan adalah 2,39. Hal ini menunjukkan bahwa perbaikan kualitas pada lini FC 7.2 telah berhasil dengan menurunkan jumlah cacat dan menaikkan Level Sigma. Kata Kunci: Six Sigma, DMAIC, Nilai DPMO, Level Sigma

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Six Sigma, DMAIC, Nilai DPMO, Level Sigma
Subjects: Teknik Industri Otomotif
Teknik Industri Otomotif
Depositing User: Nur Halimah
Date Deposited: 09 Dec 2025 01:22
Last Modified: 09 Dec 2025 01:22
URI: http://repository.stmi.ac.id/id/eprint/1637

Actions (login required)

View Item View Item