Pengendalian Kualitas pada Produk Reflector EMKIT C1 Menggunakan Metode DMAIC di PT XYZ

Permatasari, Anita Putri (2025) Pengendalian Kualitas pada Produk Reflector EMKIT C1 Menggunakan Metode DMAIC di PT XYZ. Diploma thesis, Politeknik STMI Jakarta.

[img] Text
1121004_Anita Putri Permatasari_Abstrak.pdf - Accepted Version

Download (248kB)
[img] Text
1121004_Anita Putri Permatasari_TA.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)
[img] Text
1121004_Anita Putri Permatasari_Turnitin.pdf - Accepted Version
Restricted to Repository staff only

Download (14MB)
[img] Text
1121004_Anita Putri Permatasari_Dapus.pdf - Bibliography

Download (165kB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan pengendalian kualitas pada produk Reflector EMKIT C1 yang dibuat oleh PT XYZ. Pengendalian kualitas dilakukan dengan menggunakan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control) dari Six Sigma. Produk Reflector EMKIT C1 merupakan produk dengan persentase cacat terbesar yaitu sebesar 0,30% dalam kurun waktu 3 bulan yang menjelaskan bahwa cacat produk tersebut telah melebihi standar cacat produk yang ditetapkan oleh perusahaan yaitu sebesar 0,2%. Pada tahap define diketahui jenis cacat yang paling sering muncul yaitu kontaminasi, pecah atau crack, short, silver, dan sink mark serta berdasarkan diagram batang diketahui cacat dominan atau prioritas perbaikan merupakan jenis cacat kontaminasi dan pecah atau crack. Pada tahap measure dilakukan pengujian menggunakan Peta Kendali P untuk mengetahui data terkendali atau tidak serta menentukan nilai DPMO dan level sigma. Pada tahap analyze menggunakan diagram Fishbone untuk mengetahui penyebab permasalahan yang terjadi dan menggunakan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) untuk melakukan penilaian dan pembobotan nilai Risk Priority Number (RPN) tertinggi sehingga diketahui bahwa prioritas perbaikan berdasarkan dari nilai RPN tertinggi pada cacat kontaminasi yaitu terdapat material sisa pada ujung lubang hot sprue dengan nilai RPN sebesar 168 dan pada cacat pecah atau crack yaitu suhu pada mold terlalu panas dengan nilai RPN sebesar 192. Pada tahap improve menggunakan 5W+1H dengan perbaikan yang dilakukan sebagai tindakan perbaikan pada cacat kontaminasi yaitu dengan menambahkan Instruksi Kerja (IK) untuk proses cleaning hot sprue dan pada cacat pecah atau crack yaitu dengan melakukan pelapisan menggunakan cairan silicone release agent pada area cavity mold. Pada tahap control dilakukan pengontrolan selama 3 bulan produksi setelah dilakukan perbaikan yang memberikan hasil persentase keseluruhan cacat menurun dari 0,30% menjadi 0,12%, Nilai DPMO mengalami penurunan dari 11.149 unit menjadi 6.255 unit, peningkatan level sigma dari 3,79 menjadi 4,01, penurunan nilai RPN cacat kontaminasi dari 168 menjadi 90, dan cacat pecah atau crack dari 192 menjadi 36. Kata kunci: Cacat, DMAIC, Fishbone, FMEA, 5W+1H

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Teknik Industri Otomotif
Teknik Industri Otomotif
Depositing User: Whisnu Dwi Prasetiyo
Date Deposited: 08 Jul 2025 01:52
Last Modified: 08 Jul 2025 01:52
URI: http://repository.stmi.ac.id/id/eprint/1357

Actions (login required)

View Item View Item