Syaefuloh, Aep Achmad (2019) MINIMALISASI KEGAGALAN PROSES DRILL PADA PRODUK FRAME CHASISS MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DENGAN PENDEKATAN POKAYOKE DI PT GEMALA KEMPA DAYA. Diploma thesis, Politeknik STMI Jakarta.
|
Text
1115060 - AEP ACHMAD S..pdf Download (4MB) |
Abstract
PT Gemala Kempa Daya adalah salah satu perusahaan otomotif yang memproduksi frame chasiss. Frame chasiss merupakan komponen under body yang berfungsi untuk menahan beban yang diangkut kendaraan. Terdapat beberapa line assembly untuk melakukan proses assembly frame chasiss, salah satunya yaitu line assembly E. line assembly E merupakan line yang berbeda dari line assembly yang lainnya, dikarenakan line assembly E terdapat proses drilling. Proses drilling pada line assembly E menjadi penyumbang kegagalan yang cukup besar bagi perusahaan. Mode kegagalan yang ada pada proses drilling sebagian besar terjadi pada produk frame chasiss tipe HD. Mode kegagalan yang terjadi pada tipe tersebut dikarenakan penggunaan jig drill. Jig drill adalah salah satu alat bantu yang berfungsi untuk mempermudah proses drilling dan menghilangkan segala jenis kegagalan proses yang dapat membuat produk mengalami repair,rework dan reject. Melihat banyaknya mode kegagalan yang terjadi diperlukan suatu pendekatan metode untuk meminimalisir mode kegagalan tersebut. Metode yang digunakan adalah Failure Mode And Effect Analysis (FMEA). Sebelumnya PT GKD telah melakukan FMEA pada tahun 2016, akan tetapi tidak adanya pembaharuan dan evaluasi FMEA yang dilakukan perusahaan, sehingga dapat menimbulkan potensi kegagalan yang baru. Dalam pembahuran FMEA dapat diketahui adanya perbubahan nilai RPN pada mode kegagalan dengan RPN tertinggi yaitu jumlah lubang drilling kurang atau lebih (Failure A) dengan RPN 100 menjadi 150 dan adanya mode kegagalan baru yaitu jumlah lubang drilling kurang atau lebih (Failure L) dengan RPN 180. Meskipun mode kegagalan failure A dan L sama yang membedakan dari kedua mode kegagalan tersebut adalah tindakan pencegahan yang dilakukan pada kedua failure tersebut. Setelah diketahui mode kegagalan yang memiliki RPN tertinggi yaitu failure L maka tindakan yang dilakukan untuk meminimalisasi failure L adalah membuat rancangan pokayoke. Sehingga fokus dari perancangan pokayoke pada area jig drill dan pokayoke yang dirancang memiliki fungsi sebagai source inspection yaitu menangkap kesalahan sebelum produk diproses sehingga tidak menjadi rusak/defect. Jadi munculnya mode kegagalan failure L dapat dihindari dan apabila perusahaan menerapkan rancangan pokayoke, maka nilai RPN dari failure L dapat menurun menjadi 120. Kata kunci : FMEA, Pokayoke, Jig Drill, Proses Drilling, RPN
| Item Type: | Thesis (Diploma) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | FMEA, Pokayoke, Jig Drill, Proses Drilling, RPN |
| Subjects: | Teknik Industri Otomotif Teknik Industri Otomotif |
| Depositing User: | Nur Halimah |
| Date Deposited: | 08 Dec 2025 03:22 |
| Last Modified: | 08 Dec 2025 03:22 |
| URI: | http://repository.stmi.ac.id/id/eprint/1630 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |
