Siang itu di beranda rumahnya yang dikelilingi aroma dapur, Pak Damar terlihat sibuk dengan kebiasaan aneh yang belakangan bikin tetangganya geleng kepala. Ia duduk di kursi rotan sambil menggigit sepotong sereh — bukan untuk bumbu masak, tapi untuk menenangkan diri. Di tangan kanannya, ponsel dengan layar menyala memperlihatkan permainan Mahjong Wins 3. “Kalau ngunyah sereh, kepala jadi adem,” katanya sambil tersenyum. Anehnya, setiap kali batang sereh itu digigit dan aromanya keluar, simbol scatter di layar muncul nyaris bersamaan. “Kayak serehnya ikut bantu atur ritme,” ujarnya sambil tertawa kecil.
Awalnya, ia hanya ingin mengganti kebiasaan merokok dengan sesuatu yang lebih sehat. Tapi siapa sangka, aroma sereh malah jadi pengingat alami untuk menjaga tempo. Ia tidak lagi menekan tombol spin sembarangan — melainkan menunggu sampai rasa hangat sereh muncul di lidah. Dari situ ia tahu kapan waktu terbaik untuk menekan.
awal mula kebiasaan kunyah sereh
Kebiasaan itu bermula saat dapur rumahnya kehabisan kopi. “Biasanya saya minum kopi sebelum main, tapi waktu itu tinggal batang sereh di meja,” kenangnya. Ia ambil satu batang, membersihkan ujungnya, lalu mengunyah perlahan. Saat itu, entah karena rasa atau aromanya yang menenangkan, pikirannya terasa lebih fokus. Ia pun menekan spin, dan dalam dua putaran saja scatter muncul tiga kali berurutan. “Awalnya saya kira kebetulan, tapi kok sering,” ujarnya sambil mengusap dagu. Sejak itu, setiap kali mau bermain, ia selalu memastikan ada satu batang sereh di tangannya. “Kalau nggak ada, rasanya kayak kurang lengkap,” tambahnya sambil terkekeh.
Bagi Pak Damar, sereh bukan jimat atau ritual aneh. Ia menyebutnya “alat jeda alami” — karena butuh waktu untuk mengunyahnya, sehingga tangannya tidak tergesa. “Sereh itu ngingetin buat sabar. Kalau buru buru, rasanya getir,” katanya.
ritme spin dari rasa hangat di lidah
Pak Damar menemukan pola sederhana yang ia sebut “tiga kunyah satu tekan.” Ia mengunyah sereh tiga kali pelan sambil memperhatikan nyala layar, lalu menekan tombol spin satu kali. Gerakan itu menciptakan ritme yang alami dan seimbang antara pikiran dan tubuh. “Pas timing-nya bener, wild dan scatter kayak nyusul sendiri,” katanya dengan mata berbinar. Kadang ia menambahkan satu hembusan napas panjang sebelum spin terakhir, dan hasilnya sering terasa lebih teratur. “Bukan soal hoki, tapi soal tempo,” ujarnya yakin.
Ritme kunyahan itu juga membuat tangannya tak gampang terpancing untuk klik berulang. Ia hanya menekan sesuai irama, mengikuti rasa hangat yang naik di tenggorokan. Dari situ ia merasa lebih bisa mengontrol permainan tanpa kehilangan fokus.
reaksi orang sekitar
Anak-anak muda di kampungnya sering menertawakan kebiasaan aneh itu. “Main game sambil makan bumbu dapur,” kata mereka. Tapi ketika beberapa kali mereka melihat sendiri scatter muncul berturut-turut di layar Pak Damar, tawa berubah jadi kagum. “Kok bisa pas banget gitu, Pak?” tanya salah satunya. Pak Damar hanya menjawab santai, “Kuncinya jangan nyari hasil, nyari tempo.”
Istrinya pun sempat heran. “Itu sereh buat masak malah diunyah terus,” katanya sambil tertawa. Namun melihat suaminya jadi lebih tenang dan jarang stres, ia membiarkan saja. Bahkan kini ia sering menyiapkan sereh segar di meja teras sebelum Pak Damar mulai bermain.
pelajaran dari batang sereh
Dari kebiasaan sederhana itu, Pak Damar belajar bahwa ketenangan bisa datang dari hal sekecil aroma. Ia menyadari bahwa ritme yang seimbang lebih penting daripada kecepatan atau dorongan menang besar. “Rasa sereh itu nyatu sama napas,” ujarnya, “jadi tiap kali ngunyah, saya kayak diingatkan buat nggak keburu-buru.” Bagi Pak Damar, permainan bukan lagi sekadar hiburan, tapi latihan untuk menjaga kendali diri.
Setiap kali sesi berakhir dan batang sereh di tangannya habis, ia merasa puas — bukan karena hasil besar, tapi karena tiap langkah terasa sinkron. “Kalau hati adem, simbolnya juga adem,” katanya sambil menatap layar yang mulai redup di tangannya.
coba temukan tempo versimu sendiri
Kisah Pak Damar mengingatkan bahwa inspirasi bisa datang dari mana saja, bahkan dari sebatang sereh di dapur. Kalau kamu ingin menemukan ritme yang lebih tenang, mulai dengan satu kebiasaan kecil yang membuatmu fokus. temukan tempo alammu di sini dan biarkan setiap putaran berjalan selaras dengan napasmu sendiri.
Bonus